
“Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat, karena tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras; dan keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan – Thomas Alfa Edison”
Tidak satupun manusia yang mampu mengatur waktu, mempercepat, memperlambat, kembali ke masa lalu, atau bahkan berfantasi menjelajahi masa depan. Dalam kurun waktu yang sama, beberapa orang mampu menorehkan namanya sebagai agen pembawa perubahan, sementara lainnya mungkin sedang asyik menikmati kenyamanan, atau justru terfokus pada masalah dan kesedihan. Berpijak pada kutipan Thoma Alfa Edison diatas, mereka yang jenius adalah mereka yang mampu mengoptimalkan penggunaan waktu yang diberikan. Sepanjang sejarah, pemimpin-pemimpin hebat yang pernah lahir adalah seorang jenius yang tidak mungkin menghabiskan waktunya dengan bermalas-malasan. Sehubungan dengan hal tersebut, seni tentang manajemen diri dan kaitannya dengan manajemen waktu menjadi bekal yang penting bagi seorang pemimpin. Berikut tiga jurus jitu manajemen diri yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, yuk simak!
- Membiasakan diri berbuat baik
Apa yang kita lakukan saat ini, menggambarkan apa yang akan kita kerjakan di kemudian hari. Apabila kita berusaha untuk membiasakan diri berbuat baik, maka perbuatan tidak baik akan terasa aneh jika kita lakukan di kemudian hari. Lantas apa pentingnya berbuat baik bagi seorang pemimpin? Mahatma gandhi pernah mengatakan, “I supposed leadership at one time meant muscles; but today it means getting along with people”. Sehingga menjadi pemimpin bukan melulu perkara otot atau otak, tetapi juga tentang bagaimana menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat. Tidak ada masyarakat yang merasa nyaman dengan pemimpin yang berperangai buruk. Oleh karenanya, pemimpin-pemimpin hebat tidak pernah lahir dari golongan tersebut. Satu hal yang perlu ditanamkan dalam hati, berbuat baik itu seperti amal, kita tidak perlu berharap perbuatan baik kita dibalas karena pasti selalu ada orang di luar sana yang akan berbalik membantu kita, berbuat baik pada kita. Orang-orang yang mungkin sudah kita kenal sebelumnya atau mereka yang baru pertama kali kita temui. Percayalah, melalui merekalah Tuhan memperpanjang tangan kasihNya. Jadi, jangan pernah ragu untuk berbuat baik!
- Menetapkan tujuan dan skala prioritas
Tidak ada aturan baku dalam menetapkan skala prioritas karena setiap orang memiliki prioritas yang berbeda-beda. Namun satu hal yang perlu dipegang teguh adalah fokus, fokus terhadap apa yang sudah menjadi tujuan dalam hidup kita. Sehingga hal-hal diluar itu, jangan sampai mengaburkan fokus kita, tujuan kita. Bagi seorang pemimpin, menetapkan tujuan yang harus dicapai adalah suatu keniscayaan. Dengan memiliki tujuan yang jelas, seorang pemimpin mampu memetakan serta merumuskan langkah-langkah strategis dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang muncul. Orang-orang yang berani menetapkan tujuan juga harus berani bermimpi besar, sekaligus berjiwa besar saat menghadapi kegagalan dan masalah. Tidak pernah menyerah menjadi bumbu utamanya.
- Memanfaatkan waktu menjalin relasi
Ingatlah bahwa kita tidak mungkin berjuang seorang diri untuk sampai pada posisi saat ini. Didalamnya ada peran orang tua yang membesarkan dan mengajarkan ilmu kepada kita, tak lupa guru-guru Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga dosen-dosen perguruan tinggi yang memberikan kita bekal ilmu yang mengantar kita untuk menjalani kehidupan yang mandiri. Pemimpin-pemimpin yang hebat adalah mereka yang tidak pernah melupakan jasa orang-orang yang pernah membantunya karena untuk menjadi hebat, menjadi sukses tidak bisa dilakukan seorang diri. Dengan menyadari hal tersebut, seorang pemimpin yang cerdas akan selalu memanfaatkan waktu untuk membangun dan menjalin relasi baru, bukan hanya itu mereka juga akan berusaha meningkatkan kualitas hubungan tersebut setiap saat. Kemudian mereka akan menyadari, betapa banyak pengetahuan yang tenyata belum mereka miliki dan justru mereka dapatkan dari relasi. Lebih jauh dari itu, kekuatan relasi juga bisa berdampak luar biasa, bisa jadi hubungan relasi dapat mengubah status kawan menjadi saudara. Tidak heran jika banyak pemimpin sukses yang berhasil menduduki puncak tertinggi berbekal hubungan relasi. (AN)