
They do their job because they love it, not because they have to do it
Ashriah Jumi Putri Andani
Halo! Pertama-tama, semoga kita semua sehat dan bahagia. Perkenalkan, nama saya Ashriah Jumi Putri Andani. Saya lulus dari STMKG tahun 2016 dan saat ini bertugas di Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG.
Mungkin terdengar sedikit berlebihan, tetapi mendapatkan kesempatan belajar di STMKG merupakan salah satu hal yang sangat saya syukuri. STMKG adalah tempat dimana saya mulai menyenangi tentang cuaca dan proses kompleks di baliknya, dan tempat saya bertemu saudara-saudara baru, sebagai anak yang harus merantau di beda pulau dengan keluarga.
Bekerja di sector meteorologi penerbangan merupakan tugas yang menantang bagi saya. Di samping menjaga keselamatan masyarakat dalam menggunakan moda transportasi penerbangan yang terus berkembang di era saat ini, tantangan lain yang harus dijawab dalam sector ini adalah bagaimana kita bisa meningkatkan kepercayaan dunia terhadap layanan informasi meteorologi yang kita berikan dan mampu bersaing secara internasional. Untuk itu kita juga bekerja dengan organisasi internasional (WMO dan ICAO) serta nasional. Mungkin itulah gambaran dalam ‘nutshell’ tentang tugas yang pimpinan, kolega, dan kami jalankan di tempat kerja.

Dengan dukungan pimpinan dan kolega, saya termotivasi untuk meng-explore lebih jauh tentang proses fisis dan dinamis, serta pengembangan teknologi dalam bidang meteorologi. Pada akhir tahun 2020, saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi master, tepatnya di Wageningen University and Research (WUR) di Wageningen, kota di Belanda yang serba hijau dan menjunjung tinggi sustainability lingkungan. WUR menempati top 10 dunia untuk bidang sains lingkungan. Saya belajar di program studi Earth and Environment, jurusan Meteorology and Air Quality. Studi saya focus kepada dinamika atmosfer dan pemodelan cuaca numerik.
Mengapa Belanda? Tentu bukan keputusan yang mudah untuk tinggal ~7000 miles dari rumah. Namun, orang tua dan kolega di tempat kerja meyakinkan saya, untuk mengambil ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya, tidak hanya dalam sisi sains, juga dalam hal etos kerja dan kedisiplinan. Memulai studi, saya harus banyak adaptasi, khususnya dengan system pendidikan. Di Belanda, sebagai pelajar kita tidak bisa hanya duduk dan mendengarkan, tapi harus proaktif. Teman-teman sejurusan saya, yang didominasi orang Belanda, tentu saja sudah terbiasa dengan system yang disiplin, cepat, dan efisien ini. Saya juga banyak belajar dari mereka. Mata kuliah yang saya ikuti sangat interaktif. Komunikasi dan koordinasi antara dosen dan sesama pelajar juga terjalin dengan sangat erat. Hal-hal inilah yang sangat saya senangi dan ingin saya contoh. Karena belajar dan bekerja dilakukan dengan cara yang efisien, orang Belanda sangat terkenal dengan budaya work-life balance nya. Tentu saja ini juga hal yang sangat saya sukai. Ah, satu lagi.. Cara berinteraksi dengan orang lain yang lebih senior, misalnya dosen, juga berbeda dengan kebanyakan budaya di Asia yang kita tahu.
Kurang lebih seperti itulah gambaran kehidupan saya sebagai pelajar di Belanda. The roads are bumpy… Tapi saya bersyukur bisa melewatinya sejauh ini. Saya juga mendapat beberapa kesempatan yang menurut saya berharga, terlebih untuk orang yang merasa ‘academic is probably not my best’ seperti saya ini. Pada tahun kedua, saya diberikan kepercayaan untuk menjadi asisten dosen pada sebuah mata kuliah. Disamping itu, saya juga dipercayai untuk menjadi perwakilan mahasiswa internasional untuk program studi saya dalam acara Open Day. Tidak kalah berharganya, saya dan beberapa teman dari berbeda kewarganeragaan mengerjakan projek bersama United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) terkait adaptasi iklim untuk pertanian di Afrika. Saat ini (mungkin pada saat tulisan ini di-publish) saya sedang magang di Koninklijk Nederlands Meteorologisch Instituut, atau BMKG-nya Belanda, mengerjakan kuantifikasi uncertainty dalam ensemble prediction system untuk kejadian hujan ekstrem. Sekalian, mohon doanya untuk dapat menyelesaikan rangkaian studi dengan baik. 🙂
Sebagai penutup, kalau boleh sedikit berpesan kepada teman-teman yang sedang menekuni bidangnya masing-masing di STMKG dan BMKG. Ada satu hal yang menurut saya outstanding tentang etos kerja orang-orang Belanda. They do their job because they love it, not because they have to do it. Mungkin, inilah kunci kesusksesan negara ini, dengan orang-orang yang bersemangat dan menyukai apa yang mereka lakukan.
Terima kasih dan salam,
Ashriah