
Konsistensi pada detail dan rencana merupakan kompetensi dasar bagi seorang penulis ternama sekelas Agatha Christie. Namun pemikiran yang kontras berbeda justru menjadi pegangan bagi pengusaha nyentrik, Bob Sadino, yang berpikir bahwa rencana adalah bencana. Dibalik cara pandang yang kontras berbeda, Agatha Christie dan Bob Sadino memiliki satu hal yang sama, yaitu mimpi. Keduanya merupakan tokoh ternama di bidangnya, tokoh yang sama-sama tidak takut bermimpi besar meski dihujani seribu kegagalan.
Cerita menarik tentang wujud impian besar lainnya juga berhasil dicontohkan oleh DR. Widada Sulistya, DEA., yang notabene merupakan bagian penting dari Ikatan Keluarga Alumni Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA). Tamatan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (dulu bernama Akademi Meteorologi dan Geofisika, red) tahun 1981 tersebut, dulunya pernah berucap pada salah seorang rekan sejawatnya, “Pada saat lulus nanti mungkin kita akan berpisah, tapi nanti kita akan bertemu di puncak”. Setelah beberapa tahun kemudian, kini ia berhasil menduduki kursi Sekretaris Utama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (Sestama BMKG). Itulah yang disebut dengan kekuatan mimpi, yang mungkin tak pernah kita sangka-sangka bakal terjadi, namun masih terus kita yakini, dan perlahan berubah menjadi pasti.
Menurut Widada ada empat pilar ilmu yang wajib kita pelajari, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu sosial, ilmu ekonomi, dan yang terpenting adalah ilmu agama. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bekal untuk mengasah kemampuan dan meningkatkan keprofesionalitasan dalam bekerja. Ilmu sosial penting dipelajari agar kita bisa diterima di masyarakat dan bergaul dengan baik. Dari sisi ekonomi, ilmu mengajarkan kita upaya untuk dapat bertahan hidup, semisal tentang bagaimana cara mendapatkan uang dan mengelolanya. Sementara itu, ilmu agama menjadi dasar dalam melakukan setiap aktivitas kehidupan, agar kita tidak tersesat dan hilang arah.
Jalinan Pertemanan dan Proyeksi IKAMEGA
Universitas-universitas unggulan pada umumnya memiliki jaringan atau ikatan alumni yang kuat. Berkaca pada hal tersebut, untuk dapat membangun STMKG dan BMKG yang lebih baik lagi, orientasi dan eksistensi IKAMEGA juga perlu segera dikukuhkan. Selain sebagai wadah yang dapat memfasilitasi para alumninya, eksistensi IKAMEGA juga penting untuk menyamakan visi antara senior-junior, saling mendukung, dan memfasilitasi. Lebih jauh, ikatan informal ini diharapkan dapat dijadikan sebagai fasilitas untuk menggalang sinergi dan menghimpun saran dan masukan dari para alumni untuk ikut berkontribusi dalam mendukung proses pembelajaran di STMKG, yang notabene merupakan lembaga formal pencetak kader-kader BMKG.
Menjawab Tantangan Masyarakat Pada BMKG
Saat ini, BMKG sedang berusaha menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat yang kian hari kian tinggi. Ditinjau dari sisi ruang, waktu, dan akurasi, prakiraan cuaca BMKG saat ini telah berkembang sangat pesat. Dari segi waktu, prakirawan cuaca saat ini wajib memberikan informasi kondisi cuaca pada pagi, siang, dan malam hari. Jika ditinjau dari segi akurasi, prakirawan BMKG saat ini dituntut mampu untuk memberikan detail informasi terkait intensitas fenomena yang diprediksi terjadi, meliputi ringan, sedang, atau lebat. Terkait ruang, informasi cuaca yang dibutuhkan oleh masyarakat bukan lagi setingkat cuaca provinsi namun juga sampai ke sudut-sudut desa. Sedangkan dulu prakirawan BMKG cukup mengatakan, “Jakarta hujan”. Cukup. Perbedaan kontras antara BMKG pada zaman dahulu dan sekarang menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat yang kian tinggi membuat BMKG semakin berbenah, belajar, dan bersiap mewujudkan target-target baru guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Sekali lagi, semua hal tersebut diawali dengan sebuah mimpi.
Menyiapkan Tenaga Profesional STMKG
BMKG bertekad untuk menjadikan lembaganya berkelas dunia pada tahun 2045. Sebagai kepanjangan tangan dari BMKG, visi dan misi STMKG juga harus mengarah pada penyiapan tenaga-tenaga profesional yang nantinya akan menjadi tulang punggung BMKG. Dengan bermodalkan visi STMKG sebagai center of excellence, pengkaderan tenaga profesional STMKG harus dilatih agar memiliki daya saing tinggi, berjiwa kompetitif, dan mampu menjawab setiap tuntutan masyarakat. Berpijak dari penjelasan diatas, kita dapat mengetahui bahwa dengan memiliki tujuan, setidaknya kita dapat memiliki pandangan atau gambaran tentang bagaimana kita dapat mencicil mewujudkan mimpi besar, kombinasi mimpi-mimpi besar IKAMEGA, BMKG, dan STMKG. Harapan itu selalu ada bagi mereka yang berusaha. (AN)