Selamat datang di laman resmi IKAMEGA — Ikatan Alumni AMG, BPLMG, dan STMKG, wadah kebersamaan alumni yang bersatu, profesional, dan berdampak bagi bangsa

Menjaga Negeri dari Guncangan: Kiprah Dr. Daryono, Alumni AMG di Pusat Peringatan Dini Tsunami


“Saya belajar semenjak dari AMG bahwa ketepatan dan kecepatan bukan pilihan, tapi keharusan. Karena dalam dunia gempa, satu menit bisa menyelamatkan ribuan jiwa.”

Saat bumi mulai berguncang dan masyarakat dilanda kepanikan, ada satu nama yang selama ini muncul sebagai sumber informasi yang dipercaya. Suaranya tenang, bahasanya lugas, dan cuitannya sering kali menjadi peneduh di tengah kecemasan. Dialah Dr. Daryono, S.Si., M.Si., seorang alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG) tahun 1993, yang kini mengemban amanah sebagai Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.

Lahir di Semarang pada 21 Februari 1971, Daryono adalah anak bangsa yang mengawali kariernya dari lembaga pendidikan teknis yang sederhana namun sangat strategis. Di AMG, ia mempelajari dasar-dasar meteorologi dan geofisika, disiplin yang kelak akan mengantarkannya menjadi garda terdepan dalam sistem mitigasi bencana Indonesia. Ia menyelesaikan D-III di AMG Jakarta, lalu melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Indonesia dan meraih gelar S1 dari Program Studi Meteorologi dan Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 2000.

Keinginan untuk memahami lebih dalam tentang alam dan risiko yang tersembunyi di balik ketenangannya mendorong Daryono menempuh studi magister di Universitas Udayana, Bali. Ia menyelesaikan program tersebut pada tahun 2002, dengan fokus pada manajemen lahan kering. Namun perjalanannya belum berhenti. Ia terus belajar, hingga akhirnya meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Geografi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 2006.

Kariernya di BMKG dimulai dari Bali. Sebagai staf teknis di Balai MKG Wilayah III Denpasar, Daryono menghadapi realitas lapangan yang keras dan penuh tantangan. Namun dari sana, ia belajar bahwa pengabdian bukan hanya soal tempat, tetapi tentang apa yang dilakukan dengan ilmu yang dimiliki.

Sejak tahun 2005, Daryono aktif sebagai peneliti geofisika di BMKG. Ia kemudian dipercaya memegang berbagai posisi strategis. Mulai dari menjabat sebagai Kepala Subbagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan di STMKG, hingga menjadi Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, serta Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami. Pada tahun 2022, ia diangkat sebagai Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, sebuah posisi penting di lembaga yang memegang tanggung jawab besar dalam perlindungan masyarakat dari ancaman bencana alam.

Namun yang membuat Daryono istimewa bukan hanya deretan jabatannya. Ia adalah ilmuwan yang hadir di tengah masyarakat, menjembatani bahasa rumit sains dengan komunikasi publik yang mudah dipahami. Ia aktif menulis artikel ilmiah dan populer. Hingga saat ini, ia telah menghasilkan lebih dari delapan puluh satu publikasi ilmiah internasional dan tujuh belas publikasi ilmiah nasional. Ia juga terlibat dalam sembilan belas penelitian besar, membuktikan konsistensinya dalam membangun fondasi keilmuan yang kokoh.

Di luar ruang akademik dan pemerintahan, Daryono juga dikenal luas sebagai sosok yang aktif di media sosial, terutama Twitter. Akunnya diikuti oleh lebih dari enam puluh tujuh ribu orang, yang menanti setiap analisisnya setiap kali terjadi gempa. Dalam waktu singkat, ia mampu menyampaikan data teknis dengan gaya bahasa yang menenangkan. Peran ini bukan hanya soal menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan rasa aman di tengah masyarakat.


Kiprahnya juga menjangkau wilayah regional. Ia pernah menjadi perwakilan Indonesia dalam Sub-Committee on Meteorology and Geophysics (SCMG) ASEAN dan aktif sebagai bagian dari kelompok kerja seismologi Pusat Studi Gempa Nasional. Dalam organisasi profesi, ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) dan kini menjadi anggota Dewan Pakar HAGI.

Kini, di usianya yang matang dan dengan pengalaman yang panjang, Dr. Daryono tidak hanya menjadi penjaga data, tetapi juga penjaga ketenangan publik. Ia bukan hanya ahli gempa dalam makna teknis, tetapi juga figur yang menyuarakan literasi kebencanaan dengan rendah hati dan ketekunan.

Sebagai alumni AMG, kisahnya adalah inspirasi bagi para taruna dan taruni yang sedang menempuh pendidikan. Ia menunjukkan bahwa dari kampus sederhana pun, jika dibekali semangat dan kesungguhan, seseorang bisa tumbuh menjadi pemimpin nasional dan wajah ilmiah yang dipercaya di saat-saat paling genting.

0 Komentar